
“SMK-SMAK Bogor kembali menegaskan komitmennya dalam penguatan pendidikan vokasi berbasis kebutuhan industri melalui penyelenggaraan “Workshop Pengembangan Kurikulum SMK-SMAK Bogor Bersama Industri”. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari pada tanggal 3-4 Juni 2025. Kegiatan ini menghadirkan enam perwakilan industri mitra, yakni PT Saraswanti Indo Genetech, PT Syslab, PT Embrio Biotekindo, PT Midix Graha Farma, PT Amerta Indah Otsuka, dan PT Hokkan Indonesia sebagai narasumber. Hadir pula fasilitator profesional dariSkills for Competitiveness (S4C), Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Workshop ini fokus pada proses analisis jabatan (Job/Occupational Analysis - JoA) untuk dua profesi utama lulusan SMK-SMAK Bogor, yaitu analis kimia dan analis mikrobiologi. Para narasumber dari industri memberikan gambaran langsung mengenai realita di lapangan kerja. Selain itu, melalui pendekatan sistematis dan terstruktur, para narasumber memetakan secara rinci aspek-aspek kunci dari kedua profesi tersebut, mencakup: duties (tugas utama), taskstasks (pekerjaan spesifik), skills (keterampilan), knowledge (pengetahuan), serta tools (alat dan bahan kerja) yang dibutuhkan oleh tenaga kerja di industri.
Partisipasi aktif dari enam industri mitra menjadi salah satu elemen penting dalam workshop ini. Para narasumber dari perwakilan industri tidak hanya membagikan praktik baik dan ekspektasi dari dunia kerja, tetapi juga memberikan masukan konkret mengenai gap kompetensi yang sering ditemukan pada lulusan baru. Diskusi intensif dilakukan untuk menyamakan persepsi antara kebutuhan industri dan potensi pengembangan kompetensi siswa.
Beberapa perwakilan guru SMK-SMAK Bogor turut hadir sebagai observer dalam workshop ini. Observer dalam workshop ini memiliki peran strategis, yakni : mencatat, merefleksikan, dan menganalisis hasil diskusi guna dijadikan acuan dalam pengembangan kurikulum yang lebih kontekstual dan sesuai kebutuhan dunia kerja. Selain itu, fasilitator dari S4C BPSDMI Kementerian Perindustrian RI juga berperan penting dalam memandu proses agar tetap fokus, sistematis dan sesuai standar pengembangan SDM industri.
Menurut Bapak Rusman, M.Si., Wakil Kepala Bidang Kurikulum, kegiatan ini merupakan bagian dari langkah strategis sekolah untuk meningkatkan link and match dengan industri. "Kami tidak hanya ingin menghasilkan lulusan yang kompeten, tapi juga relevan dengan perkembangan industri saat ini dan masa depan," ujarnya. Ia menambahkan bahwa penyusunan JoA merupakan pondasi penting dalam pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan riil dunia kerja. Salah satu narasumber dari industri juga menyampaikan bahwa keterlibatan mereka dalam pengembangan kurikulum adalah langkah yang sangat positif. Ia menambahkan bahwa ia merasa senang bisa terlibat dalam workshop ini dan mengapresiasi langkah sekolah yang selalu melibatkan mitra industri dalam penyusunan kurikulumnya, sehingga lulusan dari sekolah ini tidak hanya kompeten secara teknis, tapi juga memahami budaya kerja, keselamatan, dan kualitas.
Sebagai hasil dari workshop ini, SMK-SMAK Bogor kini memiliki dokumen Job/Occupational Analysis (JoA) yang akan menjadi pijakan awal untuk merancang kurikulum yang lebih aplikatif dan berorientasi industri. Dokumen ini akan dikaji lebih lanjut oleh tim pengembang kurikulum sekolah dan menjadi rujukan utama dalam menyusun struktur pembelajaran, capaian kompetensi, hingga rencana praktik kerja industri ke depan. Dengan tersusunnya JoA yang berbasis masukan langsung dari industri, SMK-SMAK Bogor berharap dapat memperkuat posisi lulusannya sebagai tenaga kerja siap pakai yang mampu bersaing tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga global. Workshop ini menjadi wujud nyata sinergi antara dunia pendidikan dan dunia usaha dalam membangun pendidikan vokasi yang berkualitas dan berkelanjutan.