grateful

Terkadang, hidup ini tidak berjalan sesuai keinginan kita. Realita yang terjadi dalam hidup ini terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita ekspektasikan. Sesuatu yang kita inginkan ternyata bertolak belakang dengan apa yang terjadi pada kehidupan. Bahkan, apa yang kita harapkan kadangkala hanya menjadi sebatas harapan, dan apa yang kita cita-citakan hanya menjadi sebuah mimpi yang tidak dapat terealisasikan.

Kebanyakan orang pasti pernah merasakan atau mengalami hal ini. Banyak orang yang menanam bibit harapan hanya untuk kemudian layu sebelum berkembang. Lantas mengubur harapan mereka dalam-dalam dan melupakan semua janji yang mereka buat terhadap dirinya sendiri, lalu menganggap bahwa harapan adalah sesuatu yang sia-sia. Hingga tidak sedikit dari kita yang seringkali meratapi hidup ini—seolah hendak bertanya. Apakah hidup ini adil? Mengapa Tuhan seakan menunda apa yang kita inginkan? Apakah salah jika kita memiliki banyak impian yang ingin kita wujudkan? Bukankah manusia memang tidak akan pernah luput dari yang namanya “harapan”?

Tanpa bisa saya hindari, pertanyaan-pertanyaan itu juga seringkali terlintas di dalam benak saya. Karena tanpa saya sadari, saya sudah terlalu sering melihat “ke atas”, hingga lupa bahwa “di bawah” sana, justru banyak orang yang sekarang sedang berusaha untuk mencapai kehidupan seperti saya saat ini. Namun mereka tidak pernah mengeluh atas kehidupan mereka, mereka selalu memiliki cara untuk tetap menerima takdir dengan lapang. Mereka menjadikan kekurangan mereka sebagai sumber energi positif, menjadikan kelemahan sebagai motivasi bagi mereka untuk terus memperbaiki diri, dan yang terpenting mereka selalu berusaha untuk merubah harapan menjadi kenyataan, menyelaraskan antara usaha dengan harapan, dan menjemput impian lewat perbuatan, bukti-bukti nyata. Mereka tidak pernah memaksa kepada kehidupan agar berjalan sesuai keinginan mereka. Sebaliknya, mereka mencoba untuk berjalan sesuai alur kehidupan dan menjalani segalanya dengan senyuman.

Dari sana saya mulai mengerti hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya. Mereka seakan memberi isyarat kepada kita semua, bahwa kebahagian sejati timbul dari hati—bukan dari harta benda atau materi. Untuk itu, di tahun 2024 ini, saya ingin di setiap harinya saya bersyukur atas hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup saya dan menghargai setiap momen kecil dalam perjalanan hidup itu. Saya ingin berusaha untuk menjadi yang lebih baik dari hari sebelumnya—bukan sekadar menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi mampu menjadi pribadi yang dapat memberi dampak positif bagi orang-orang di sekitar saya dan memberikan manfaat untuk orang banyak. Hingga suatu saat, saya mampu berkata pada Tuhan bahwa saya sangat mensyukuri hidup ini dan telah melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan di dalam hidup ini. Saya juga ingin belajar banyak hal-hal baru tentang bagaimana cara berkomunikasi dan berinteraksi secara baik dengan orang lain, hingga saya mampu menjalin pertemanan yang sehat dan mendapat banyak teman untuk dapat bertukar pikiran dan berbagi pengalaman. Karena saya yakin, bahwa saya bisa mendapat banyak pengalaman dengan belajar dari pengalaman orang lain. Terakhir, saya ingin berusaha untuk mencintai takdir, karena saya tahu Tuhan tidak akan membiarkan harapan dan do'a kita sia-sia begitu saja.

Terkadang, ekspektasi yang terlalu besar terhadap dunia seakan membuat kita lupa, bahwa kita tidak akan pernah bisa memaksa hidup ini agar berjalan sesuai keinginan kita, tetapi kita selalu bisa mendorong diri kita untuk dapat menerima apapun yang terjadi dalam hidup ini. Karena sejatinya, ketidaksesuaian antara keinginan dengan kenyataan memberi kita pelajaran berharga tentang penerimaan— bahwa tidak selamanya apa yang kita impikan dalam hidup ini harus terjadi. Terkadang kita perlu berusaha lebih untuk dapat mewujudkan impian itu, dan kalaupun ternyata keinginan itu gagal kita wujudkan, kita tetap bisa mengambil poin pentingnya, boleh jadi keinginanmu itu tidak baik bagimu. Sebab, Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Tinggalkan Komentar

Loading
Komentar anda telah terkirim, terima kasih.