Laboratorium Gravimetri

Lab Gravimetri: Timbang Teliti, Tenang Hati

Laboratorium Kimia-1 merupakan laboratorium kimia paling dasar dan pertama yang dipelajari oleh siswa di SMK - SMAK Bogor. Laboratorium Kimia-1 merupakan laboratorium yang mempelajari dasar bekerja di laboratorium dan analisis secara gravimetri sehingga Laboratorium ini sering disebut dengan Laboratorium Gravimetri.

Analisis Gravimetri merupakan analisis menggunakan cara lama dengan menggunakan alat yang sederhana. Dalam gravimetri (Gravity = berat) penentuan jumlah zat berdasarkan pada pengukuran berat (penimbangan). Adapun Tahapan yang dipelajari dalam analisis Gravimetri yaitu Persiapan sampel, Penimbangan sampel, Pelarutan, Pengendapan, Penyaringan dan Pencucian endapan, Pemijaran sampel dan Penimbangan bobot sisa pijar.

Pengelola Lab

Aklima, A.Md.AK.

Level

Kelas X

Jumlah Guru

7 orang

Rombel Pagi

07.30 - 11.30

Rombel Siang

11.30 - 16.00

Materi

Semester Gasal

Pengenalan laboratorium, pereaksi, dan alat

Saat pertama masuk laboratorium, siswa-siswi akan mempelajari tentang laboratorium kimia serta tata letaknya, jenis-jenis pereaksi serta jenis dan fungsi peralatan yang nantinya akan digunakan saat praktikum.

Selain itu, siswa-siswi akan belajar dasar dan sikap bekerja selama di laboratorium.

Menaksir Volume

Pekerjaan di laboratorium tidak terlepas dari pengukuran. Menaksir volume merupakan praktik memperkirakan besaran volume suatu larutan dengan volume sebenarnya.

Pada praktik ini, siswa-siswi akan belajar cara memperkirakan besaran suatu volume, dan membaca skala alat ukur volume yaitu gelas ukur.

Pengamatan Reaksi Kimia

Pengamatan reaksi kimia merupakan praktik mempelajari terjadinya suatu reaksi kimia.

Reaksi kimia adalah proses dimana zat (atau senyawa) diubah menjadi satu atau lebih senyawa baru. Terjadinya reaksi kimia ditandai dengan adanya ciri-ciri reaksi kimia seperti adanya perubahan warna larutan, terbentuknya endapan, adanya perubahan suhu serta timbulnya gas.

Penimbangan

Menimbang merupakan suatu tahap yang paling penting dalam analisis kuantitatif yang sering dilakukan di laboratorium kimia.

Menimbang zat adalah menimbang zat kimia yang dipergunakan untuk membuat larutan atau akan direaksikan. Jenis alat timbangan di laboratorium berbeda-beda, tetapi yang penting adalah timbangan yang dapat digunakan untuk menimbang sampai satuan yang sangat kecil. Sebelum menimbang, siswa-siswi akan belajar jenis-jenis neraca dan cara menggunakannya. Adapun beberapa neraca yang digunakan adalah neraca dua lengan (neraca analitik konvensional), neraca tiga lengan (neraca kasar), dan neraca satu lengan (neraca analitik digital).

Pelarutan

Pelarutan merupakan proses melarutkan sampel yang telah ditimbang di dalam piala gelas yang volumenya harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Proses pelarutan bertujuan untuk mengubah keadaan sampel dari bentuk padatan menjadi bentuk yang mudah larut (cairan) dalam media pelarut yang sesuai. Cairan yang dapat melarutkan zat terlarut (solute) padat, cair dan gas disebut pelarut (solvent).

Pengamatan Reaksi Bubutan Besi

Praktik pengamatan reaksi bubutan besi bertujuan untuk mengetahui proses reaksi kimia suatu zat pada saat pelarutan atau pemanasan, serta untuk mengetahui tujuan penggunaan tutup kaca saat pemanasan berlangsung dan tujuan membilasnya.

Pada praktik ini juga siswa-siswi akan mempelajari cara menimbang menggunakan neraca tiga lengan (neraca kasar).

Pengendapan

Pengendapan adalah proses membentuk endapan.

Endapan adalah sesuatu yang bercampur dengan barang cair yang telah turun ke bawah dan tertimbun di dasar wadah. Endapan merupakan padatan yang dinyatakan tidak larut dalam air yang dibentuk secara kimia dalam larutan. Pengendap yang digunakan umumnya zat anorganik walaupun pada beberapa penetapan digunakan zat organik sebagai pengendap.

Penyaringan

Penyaringan adalah suatu tahap pengerjaan dalam gravimetri yang bertujuan memisahkan endapan dari larutan induknya.

Penyaringan dilakukan dengan beberapa media penyaring, seperti kertas saring ataupun cawan penyaring. Proses tahapan penyaringan dilakukan bersamaan dengan tahapan pencucian endapan. Pencucian endapan bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang ikut serta dalam endapan baik yang teradsorbsi atau terbawa secara mekanis sehingga didapat endapan yang murni atau bila dipijarkan akan mendapatkan sisa pijar yang murni.

Pemijaran/Pengabuan

Pengabuan adalah pembakaran kertas saring menggunakan Meker dengan kertas saring ditempatkan pada cawan porselin.

Pengabuan menghilangkan kadar air dalam sebuah endapan yang telah bebas dari kotoran-kotoran agar merubah endapan itu dalam suatu senyawa kimia yang rumusnya diketahui dengan pasti.

Materi

Semester Genap

Penetapan Kadar Tembaga dalam Terusi

Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar tembaga dalam garam terusi.

Tembaga dari garam tembaga (II) dapat diendapkan sebagai tembaga (II) hidroksida. Endapan ini larut dalam NH4OH berlebihan sebagai garam kompleks [Cu(NH3)4]2+, oleh karena itu pengendap digunakan NaOH atau KOH dimana akan terbentuk endapan Cu(OH)2 yang berwarna biru, yang karena panas memecah menjadi endapan CuO yang berwarna hitam coklat, yang setelah dipijarkan tetap menjadi CuO yang berwarna hitam coklat.

Penetapan Kadar Fosfat dalam Dinatrium Hidrogen Fosfat

Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar fosfat dalam garam Dinatrium Hidrogen Fosfat.

Fosfat dapat diendapkan sebagai amonium magnesium fosfat dengan campuran magnesia dan ammonia sebagai NH4MgPO4 yang putih. Setelah diendapkan lalu dipijarkan, akan berubah menjadi Mg2P2O7 yang berwarna abu-abu.

Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat

Ion kalsium dapat diendapkan sebagai kalsium oksalat dalam suasana sedikit basa, sebagai pengendap dapat dipakai amonium oksalat.

Untuk mengatur pH dipakai indikator yang mendekati netral, yaitu MM dan larutan amonia. Karena CaO tidak stabil, setelah pemijaran abu dijadikan kalsium sulfat yang stabil.

Penetapan Kadar Seng dalam Seng Sulfat

Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar seng dalam garam seng sulfat.

Seng dapat diendapkan dengan amonium hidrogen fosfat yang berwarna putih. Endapan dapat ditimbang sebagai NH4ZnPO4 setelah dikeringkan pada 110oC atau sebagai Zn4P2O7 setelah dipijarkan.

Penetapan Kadar Besi dalam Garam Tunjung

Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar Besi (III) dalam garam tunjung.

Besi dari larutan garam tunjung (FeSO4.7H2O) dapat diendapkan sebagai besi(II) hidroksida, akan tetapi besi ini tidak mantap dan mudah teroksidasi menjadi besi(III), sehingga bila dipijarkan sisa pijarnya tidak murni sebagai FeO. Oleh karena itu besi harus diendapkan sebagai besi (III) hidroksida. Sebagai pengoksidasi dapat dipakai HNO3, H2O2 atau air brom. Pengendapan dilakukan pada suhu 70 - 80oC untuk mendapatkan jel/selai yang baik. Fe(OH)3 yang setelah dipijarkan menjadi Fe2O3 yang berwarna hitam cokelat.

Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat

Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar sulfat dalam garam galuber.

Sulfat dapat diendapkan dari larutan garamnya sebagai barium sulfat. Pengendapan dilakukan dalam suasana asam (HCl) untuk menghindari pengendapan Ba yang lain. Dalam suasana asam dan panas sulfat dapat diendapkan dengan BaCl2 menjadi BaSO4. yang berwarna putih. Setelah pemijaran abu tetap sebagai BaSO4.

Penetapan Kadar Krom dalam Kalium Kromat

Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar krom dalam kalium kromat.

Kalium kromat yang berwarna kuning dengan asam sulfat menjadi kalium dikhromat yang berwarna sindur. Khrom yang bermartabat (VI) ini direduksikan menjadi khrom (III) berwarna hijau. Kemudian diendapkan dengan amonia sebagai khrom (III) hidroksida yang berwarna hijau kebiruan dan setelah dipijarkan akan menjadi khrom (III) oksida berwarna hijau.

Penetapan Kadar Nikel dalam Nikel Sulfat

Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar nikel dalam nikel sufat.

Garam nikel dapat diendapkan dengan pereaksi organik dimetilglioksima (dalam alkohol) dalam suasana basa lemah, membentuk endapan nikel dimetilglioksima yang berwarna merah.

Penetapan Air Hablur dalam Sampel

Penetapan Air Hablur merupakan penetapan air yang terikat secara kimia.

Air ini merupakan bagian molekul suatu senyawa, karena itu jumlahnya tertentu sesuai dengan rumus molekulnya. Apabila garam hidrat dipijarkan, maka akan terurai melepaskan air hablur dan meninggalkan garam anhidrat. Pada praktik ini, siswa-siswi dapat menentukan jumlah molekul air yang terikat secara kimia pada suatu sampel.

Penetapan Kadar Air dalam Sampel

Penetapan kadar air dalam Sampel bertujuan agar siswa mengetahui cara menentukan banyaknya kadar air yang terikat secara fisika dalam suatu sampel atau bahan.

Air yang terikat secara fisika bukanlah bagian dari molekul suatu senyawa, air ini akan hilang dengan pemanasan 105oC. kadarnya akan naik bila udara makin lembab.